INT. RUMAH SEDERHANA – KAMAR TIDUR – MALAM HARI
…
Di sebuah kamar sederhana, secara bergantian ibu mengecup kening anak kembarnya, Santi dan Santo. Setelah menghidupkan lampu kecil dan mematikan lampu, ibu keluar dari kamar itu.
Tidak lama kemudian Santi dan Santo, yang kurang lebih berusia 13 tahun-an, menyibakkan selimut. Mereka berbincang-bincang dengan suara perlahan dari atas tempat tidur masing-masing.
…
SANTO
Duh gimana nih? Masa besok kita nggak ngasih hadiah ulang tahun apa pun ke ibu? Gara-gara kamu sih!
…
SANTI
Maaf deh… Aku kan nggak sengaja ngilangin uang tabungan kita. Aku juga nyesel banget.
…
Santi turun dari tempat tidur dan memandang keluar melalui jendela kamar. Ia melihat semak-semak penuh bunga di halaman.
…
SANTI
Eh gimana kalo kita petik bunga aja trus kasih bunganya ke ibu?
…
SANTO
Bunga? Buat apa? Nggak ada gunanya.
…
SANTI
Tapi… dari pada nggak ngasih apa-apa. Aku pengen banget liat ibu senyum lagi.
…
SANTO
Iya memang… Hhh… kasian ya ibu. Sejak ditinggal bapak kayaknya ibu belum pernah senyum.
…
Santi dengan pandangan kosong menatap ke langit. Begitu pula Santo melamun di atas tempat tidurnya.
Tiba-tiba di langit tampak sebuah bintang jatuh.
…
SANTI
Ada bintang jatuh! Ada bintang jatuh!
…
Santi memejamkan mata dan mengucapkan permintaan dalam hati.
…
SANTO (VO)
Ya ampun…, masih aja percaya sama mitos kayak gitu.
…
Tiba-tiba sinar yang sangat terang terang muncul dari luar jendela. Secara refleks Santi berjalan mundur. Sementara Santo melompat dari tempat tidurnya, dan mendekati jendela. Dua daun jendela pun terbuka secara tiba-tiba. Sinar itu makin redup. Di jendela tampaklah sesosok makhluk mungil peri berbentuk bintang yang memiliki dua buah mata, mulut, dan dua buah tangan. Di tangannya peri itu memegang tongkat yang ujungnya juga berbentuk bintang. Tubuhnya mengeluarkan cahaya yang sangat indah.
…
SANTI
(menggosok-gosok kedua matanya tidak percaya)
Pe…peri bintang???
…
SANTO
(sambil mencubit-cubit pipinya)
Ini pasti mimpi! Mimpi! Pasti mimpi!
…
PERI
(tiap perkataan, diiringi gerakan yang berputar-putar. Santi dan Santo bengong mengikuti gerakan lincah peri)
Aduh kalian ini lagi ngapain sih? Cepetan donk! Apa satu permintaan buat hadiah ibu kalian? Aku ini peri super sibuk lho, nggak punya banyak waktu!
…
SANTI
Beneran kita bisa minta apa pun?
SANTO
Ya ampun, kok aku nggak bangun dari mimpi ini sih.
…
Peri berputar-putar mengelilingi Santo dengan kesal.
…
PERI
(sambil menarik-narik rambut Santo karena kesal)
Kalian bisa membuat permintaan apa pun. Tapi kalau kalian nggak cepat mengucapkannya, semua bakal jadi mimpi doank.
…
Santi dan Santo sibuk berbisik-bisik.
…
SANTI
Santo, ayo cepat! Apa permintaan kita?
…
SANTO
Uh… Oh… Jadi ini beneran ya? Duh, apa ya?
…
Peri mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke kepala Santo dengan tidak sabar.
…
PERI
Cepat… cepat… Aku punya banyak tugas yang lebih penting nih.
…
SANTI
Aha, aku tahu! Kita minta baju baru aja buat ibu. Kan sudah lama ibu nggak punya baju baru.
…
SANTO
Sayang ah, baju kan cuma buat dipakai. Nggak guna. Gimana kalau kita minta ayam betina aja?
…
SANTI
Ayam? Buat apa?
…
SANTO
Ayam betina kan bisa bertelur. Kita bisa pinjam pejantan dari Pak De. Kan lumayan telurnya bisa dijual, bisa bantu ibu cari uang.
…
SANTI
Tapi berarti hadiahnya bukan special buat ibu donk! Baju aja deh! Ibu pasti seneng deh.
…
SANTO
Nggak ah, mendingan ayam!
…
SANTI
Ibu belum tentu setuju kita pelihara ayam. Baju aja deh!
…
SANTO
Ayam aja!
…
SANTI
Baju!
…
PERI
Hei!!!! Jadi apa permintaan kalian?
…
SANTO
(berteriak ke arah peri)
Tunggu donk! Sabar!
…
Tubuh peri berubah warna menjadi merah. Tampak ia kesal sekali.
…
PERI
Berani-beraninya kalian membentak peri! Aku pergi! Tidak ada permintaan untuk kalian.
…
Santo dengan sigap menutup jendela. Santi menghalangi peri.
…
SANTI
Maaf peri! Kami nggak bermaksud membentak kamu. Jangan marah ya…
…
Peri masih mendongak dan memalingkan muka.
…
SANTI
Ayo, Nto, minta maaf sama peri.
…
SANTO
Aku minta maaf peri. Jangan marah donk…
…
PERI
Baiklah aku kasih satu kesempatan lagi. Dalam hitungan tiga detik kalian harus bilang apa permintaan kalian.
…
Santo dan Santi saling berpandangan.
…
PERI
Tiga… Dua… Satu…
…
SANTI
(bersamaan dengan Santo)
Baju!
…
SANTO
(bersamaan dengan Santi)
Ayam!
…
PERI
(sambil menggoyangkan tongkatnya)
Permintaan kalian dikabulkan.
…
Sinar yang sangat terang memenuhi ruangan. Tiba-tiba di hadapan Santo dan Santi muncul baju atau kostum berbentuk ayam raksasa. Peri pun sudah tidak tampak di hadapan mereka.
…
PERI(VO)
Selamat menikmati permintaan kalian! Terima kasih sudah menggunakan jasa peri bintang jatuh!
…
Untuk sesaat Santo dan Santi bengong melihat baju berbentuk ayam raksasa itu. Tidak lama kemudian Santo dan Santi yang tersadar segera mencari-cari peri.
…
SANTO
Peri! Tunggu dulu! Bukan ini permintaan kami!
…
SANTI
Peri! Jangan pergi dulu! Permintaannya salah!
…
Santi dan Santo kembali terdiam menatap baju berbentuk ayam raksasa itu.
…
SANTI
Gimana nih Nto? Kok jadi gini sih… Duh, gara-gara kita berantem nih.
…
SANTO
Iya… Nyesel aku…
…
SANTI
Eh, Nto aku ada ide! Kan kita pengen ibu seneng dan bisa senyum lagi. Nah jadi idenya… Sini deh biar aku bisikin.
…
CUT TO:
INT. RUMAH SEDERHANA – RUANG TENGAH – PAGI HARI
…
Ibu sedang menyiapkan dagangannya untuk dibawa ke pasar. Tiba-tiba dari dalam kamar, Santi dan Santo yang mengenakan kostum ayam raksasa keluar dan mengejutkan ibu. Santo berada di bagian depan sebagai kepala ayam. Sementara Santi berada di belakang sebagai ekor ayam. Ayam raksasa itu melambai-lambai dan mengeliling ibu.
…
SANTO DAN SANTI
Petok…petok…petok…petok…
…
Karena langkah Santi dan Santo yang tidak kompak, mereka jatuh. Santo dan Santi dalam baju ayam raksasa mau bangkit berdiri tapi selalu berkali-kali jatuh. Ibu tampak bengong melihatnya. Tapi tidak lama kemudian ibu tertawa terbahak-bahak.
…
IBU
Ha…ha…ha…ha…
…
Santo dan Santi yang melihat ibu tertawa, makin semangat bergaya seperti ayam. Ayam raksasa menghampiri tape recorder dan menyalakannya. Terdengar lagu chicken dance. Ayam raksasa itu mengajak ibu berdansa chicken dance bersama. Ibu menari sambil terus tersenyum bahkan tertawa.
Lagu selesai. Ayam mengambil sebuah gulungan kertas besar dan membukanya. Tampak tulisan ”Selamat ulang tahun” di kertas itu. Ibu terharu dan memeluk ayam raksasa.
…
IBU
Indah banget hadiahnya… Dari mana kalian tau kalau dari kecil ibu paling suka sama badut?
…
Tiba-tiba ibu menangis. Santo dan Santi kaget. Mereka hendak melepas baju ayam itu tapi dicegah ibu.
…
IBU
(sambil menangis)
Ssttt… Tau nggak, kalian mengingatkan ibu pada ayah. Ibu pertama kali ketemu ayah waktu dulu ayah bekerja sebagai badut dan pakai baju badut bentuk ayam. Waktu itu ayah juga mengajak ibu menari bersama.
…
Santo dan Santi melepas baju ayam itu.
…
SANTO
(sambil menyenggol-nyenggol Santi)
Tuh kan, Nti… Dari awal aku nggak setuju sama idemu!
…
SANTI
Duh, maaf Bu. Sebenernya kami nggak sengaja…
…
SANTO
Kami nggak tau sama sekali, Bu. Maaf ya kalo ibu jadi inget ayah.
…
SANTI
Jangan sedih ya Bu…
…
Ibu memeluk Santi dan Santo.
…
IBU
Nggak kok. Justru ibu seneng banget. Ibu jadi inget buat nggak sedih terus-terusan karena ibu punya kalian.
Terimakasih ya…
…
SANTI & SANTO
Selamat ulang tahun Bu. Kami sayang ibu…
…
Mereka bertiga berpelukan bahagia.